Selasa, 24 Februari 2009

obat puyer




Pro dan kontra mengenai obat buyer???
Ada keuntungan dan kerugian dengan adanya obat puyer, namun bagaimana kita meminimalisasi kerugiannya, dan apa saja keuntungannya?

Saya sangat prihatin dengan pemberitaan mengenai obat puyer yang semakin gencar beredar dimedia masa, sehingga terjadi keresahan di masyarakat, yang pada akhirnya akan merugian masyarakat sendiri, terutama masyarakat yang tidak mampu.

Salah satu kasus, seorang pasien balita, dengan ekonomi tidak mampu, berobat dengan keluhan demam, dan riwayat sering kejang bila demam tinggi, dokter memberi obat penurun panas, dan obat untuk mencegah kejang dalam bentuk puyer, yang memang jenis ini dipasaran tidak ada sedian sirup ataupun drop, karena mendengar pemberitaan ini pasien menolak untuk meminumnya, dan beberapa waktu kemudian pasien kembali lagi dengan keadaan yang sudah kejang, sehingga membutuhkan perawatan yang lebih intensif.

Peninjauan dari keuntungan mengenai obat puyer, itu sendiri, diantaranya
1. Komposisi obat yang diinginkan oleh seorang dokter terpenuhi karena banyak obat yang tidak tersedia dalam kemasan sirup ataupun drop/tetes.
Dari contoh diatas dapat kita cermati.
2. Harga lebih ekonomis, dibandingan dengan obat sirup.
Sebagai contoh, anti biotik dengan nama generik cefixime, dalam sedian sirup 30 ml, 100 mg/5 ml harga sekitar Rp.40.000, sedangkan dalam bentuk puyer cukup 6 kapsul cefixime generik dengan harga sekitar 12.000, bagi masyarakat ekonomi bawah pasti lebih menguntungkan.

Kerugiannya
1. Ketika dilakukan pembungkusan sering takaran tidak sama, teknisnya saja, bila ada
timbangan lebih baik.
2. Gilingan obat sering tidak dicuci, sehingga sering bercampur dengan obat sisa gilingan sebelumnya. Pembersihan gilingan obat dilakukan langsung setelah obat puyer dibuat, jumlah gilingan diperbanyak.
3. Jenis obat yang diberikan dokter, pasien sering tidak tau komposisinya.
Dokter harus memberitahukan, kepada pasien mengenai jenis obat apa saja yang di
berikannya dalam sedian puyer, dan juga Apoterker menjelaskan lagi ketika obat itu selesai di giling ketika akan diberikan
4. Kebersihan dari proses pembungkusan, masih dipertanyakan.
Banyak teknik yang sudah modern dengan pengemasan seperti saset, yang sudah ditempel
rapat, mungkin pada Ibu Menteri Kesehatan dr. Siti Fadilah Sp.JP bisa disediakan di rumah sakit umum, kalau memungkinkan di puskesmas juga ..Amin.
5. Batas waktu obat untuk di konsumsi singkat.

Mudah mudahan untuk kedepannya, jenis sediaan obat-obatan terutama untuk anak-anak dan balita tebih bervariasi sehingga tidak ada lagi obat puyer,dan harganya terjangkau.

Semoga Bermanfaat

Senin, 23 Februari 2009

riwayat kehidupan


Riwayat Kehidupan

Mohamad Mimbar Topik, adalah nama indah,yang diberikan oleh kedua orang tuaku,sebuah nama islami dan ketimuran penuh makna dan persepsionis bagi pendengarnya. Lahir di sebuah kota kecil Tasikmalaya di daerah Priangan Timur Jawa Barat,29 tahun yang lalu. Dengan satu orang kakak dan satu orang adik yang kucintai aku hidup bahagia. Profesi dokter yang kugeluti awalnya kurang kuminati, namun karena keadaan ayah yang sering sakit dan akhirnya meninggal ketika aku dibangku kuliah merubah alur pemikiran dan
keegoisanku, mungkin takdir atau apalah itu.

Perjuangan masih panjang ketika dibangku kuliah, dengan keadaan ekonomi seadanya aku mencoba untuk bertahan walaupun kadang itu pahit. Mulai dari jualan teh botol, permen, sampai pembuatan diktat praktikum, aku jalani, tiga tahun aku mengabdi sebagai asisten dosen anatomi di FK Malahayati Lampung dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Seorang wanita, datang menemaniku ketika aku terjatuh merangkak dengan kedua tangan saling menggenggam kami berdiri bersama, Anita Aris.

Nasib membawaku ke ujung jauh Pulau Sumatra, Aceh Darusalam, sebagai dokter di Perusahaan Penyulingan Gas Alam Cair, Arun LNG